SELAMAT DATANG DIBLOG AHMAD BASUKI

Blog Archive

KENAKAKAN REMAJA


Pada zaman globalisasi sekarang ini, peranan negatif anak remaja dalam lingkungan pelajar  semakin populer di dengar telinga. Mungkinkah itu sebagai  akibat dari globalisasi ?. Sebenarnya kemajuan teknologi canggih pada dewasa ini merupakan suatu hal yang sangat lazim terjadi.Namun banyak dari kalangan pelajar remaja menyikapinya dengan cara yang berbeda beda pula. Ada yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana untuk menambah wawasan, mencari pengetahuan di dunia luar, membangun sikap untuk ingin tahu dan banyak pula yang menggunakannya menyimpang dari Undang Undang No.11tahun 2008 tentang Internet dan Transaksi Elektronik BAB VII pasal 27.  Hal Ini dapat menjadikan faktor pemula terjangkitnya kenakalan remaja.
Kenakalan pelajar yang kita pahami bersama lebih identik pada hal hal yang menjurus kepada perlakuan seksual, sebenarnya bukan hanya itu saja yang termasuk dalam kategori kenakalan pelajar, seperti tawuran antar pelajar, BALI (balapan liar) juga termasuk kedalam penggolongannya.

Sebab sebab kenakalan pelajar
Sangat mustahil mungkin ditelinga,jika hal baru muncul dan memasyarakatkan masyarakat, tanpa ada satu sebab. Kenakalan remaja dianggap hal baru walaupun itu sudah lamanya terjadi. Sejenak mari kita lihat kembali lensa kehidupan remaja pra kemerdekaan, untuk menjelaskan pertanyaan mengapa kenakalan remaja dianggap hal yang baru.
Pada zaman itu(sebelum Indonesia merdeka) seluruh lapisan masyarakat mulai dari pejabat kampung hingga masyarakatnya mengalami penderitaan yang amat sangat berat hingga datang sekarat. Hal itu terbukti ketika adanya kerja paksa pada zaman Belanda dan kerja rodi diwaktu zaman Jepang, masyarakat Hindia Belanda di perkerjakan tanpa upah dalam pembangunan jalan raya dari Anyer sampai Panarukan.
Ketika itu pemuda dan remaja yang tersisa berusaha menggalang kekuatan dan persatuan demi menyelamatkan bangsa dari bahaya ancaman penjajah. Lain halnya di waktu sekarang, banyak diantara remaja bangsa kita, bukannya mempersiapkan diri untuk ikut serta membangun masyarakat untuk bangsa, justru mencemarkan nama baik masyarakat bangsa untuk dunia, dengan dibuktikan tindakannya yang semakin brutal, misalnya membentuk geng, penyalahgunaan narkoba, tawuran antar pelajar dan main perempuan. Mengapa semua itu dapat mencemarkan nama baik bangsa ? karena dimata dunia penduduk Indonesia merupakan sebagian besar beragama Islam,jika hal ini dinodai dengan kenakalan pelajar seperti diatas, apa gunanya predikat bangsa  Sebenarnya apa maksud mereka melakukan hal demikian dan apa sebabnya, inilah yang menjadikan kenakalan remaja sebagai hal yang baru, karena berbeda dengan keadaan remaja pada masa pra kemerdekaan. Jika hal ini terus berlanjut, logikanya martabat bangsa akan menurun dimata dunia.
Allah swt, telah membekali manusia dengan akal, pikiran dan nafsu sebagai nilai lebih dari mahkluk Allah yang lain, dan sebagai sistem pengendali perilaku manusia.


1.      Akal
Dalam bahasa Arab yaitu al ‘aqlu yang berarti al-hijr (menahan). Disebut al-‘aqlu  (akal) karena akal mengikat pemiliknya dari kehancuran;sebagai pembeda karena dialah yang membedakan dengan semua hewan. Maka orang yang berakal (‘aqil) adalah orang yang dapat menahan amarahnya dan mengendalikan hawa nafsunya, karena dapat  mengambil sikap dan tindakan yang bijaksana dalam menghadapi segala persoalan yang dihadapinya.
Sesungguhnya pengertian yang jelas tentang akal terdapat pada filosof islam. Akal oleh mereka diartikan sebagai salah satu daya jiwa (an-nafs atau ar-ruh) yang terdapat pada diri manusia, Alkindi dan Ibnu Miskawaih berpendapat bahwa pada jiwa manusia terdapat tiga daya; daya nafsu, yang berada di perut, daya berani,yang ada di dada, dan daya berpikir,yang berpusat dikepala.
Akal dalam Islam tidaklah otak, tetapi daya berpikir yang ada pada jiwa manusia; daya yang digambarkan dalam Al qur’an, memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya. Maka dari itu segala hal yang berbau negatif bila tidak dicerna secara baik oleh akal mengenai sebab dan akibatnya yang akan ditimbulkan, orang tersebut mempunyai dorongan besar untuk berlaku jahat atau menyimpang dari norma norma kehidupan.

2.      Pikiran
Pikiran merupakan lebih identik dengan otak, karena memang fungsinya sebagai memikirkan, dan mempertimbangkan perbuatan manusia yang akan diperbuatnya, apakah perbuatan itu baik ataukah tidak. Secara biologis timbulnya suatu tindakan baik ataukah buruk manusia dipengaruhi oleh rangsangan yang di tangkap oleh pancaindra, yang dimulai dari rangsangan yang berasal dari lingkungan,lalu diterima oleh reseptor (panca indra),kemudian diteruskan oleh syaraf sensorik ke otak melalui dendrit dan otak memerintah syaraf motorik melalui neuritnya menuju otot atau kelenjar untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang di perintahkan oleh otak. Jika otak memerintah syaraf motorik untuk melakukan tindakan negatif tanpa adanya pertimbangan dan filterisasi dari agama, maka akan sangatlah mudah untuk dilakukan anggota tubuh, karena tiada beban untuk memikirkan kejadian selanjutnya akibat dari perbuatan negatif tersebut.

3.      Nafsu
Jika kita dengar kata nafsu dalam rangkaian kata’orang itu nafsunya sedang menghujat’, pasti kita menangkap nafsu sebagai sesuatu hal yang buruk. Padahal pembagian nafsu sendiri ada tiga macamnya, namun yang paling sulit kita lawan adalah nafsu lawamah, diantara nafsu amarah dan muthmainnah, tetapi nafsu muthmainnah bukan untuk kita lawan melainkan untuk kita laksanakan karena itu anugerah dari Allah swt. Orang orang yang mengetahui tentang rahasia Allah yang disisipkan dalam perintah-perintah-Nya, seperti sholat, zakat, puasa, dan ibadah mahdhoh lainnya, pasti ia mempunyai kecenderungan untuk bernafsu muthmainnah. Karena ia merindukan manisnya dekat dengan sang khaaliq. Lain halnya dengan orang yang jauh dari agama Islam apalagi tidak kenal dengan Islam padahal dirinya muslim, maka presentase nafsu muthmainnah dalam dirinya dikucilkan oleh nafsu lawamah dan amarah. Hal ini tampak dengan jelas bagi mereka yang telah terkontaminasi dengan kedua nafsu tersebut merasa gelisah,putus asa dan menyesal perbuatan buruknya. Dari sinilah, firman Allah swt yang artinya”ketahuilah hanya dengan berdzikir( ingat kepada Allah) maka hati akan merasa tenang.”telah terbukti.

Setidaknya tiga hal diataslah yang memengaruhi semua tindakan manusia yang berasal dari dalam dirinya, namun ada juga yang berasal dari pengaruh lingkungan, teman sebaya, lemahnya pengendalian sosial dan tidak adanya orientasi nilai sosial dalam diri remaja, juga menjadi salah satu faktor terkuat timbulnya kenakalan pelajar dan remaja.
Orientasi nilai sosial menurut Koentjaraningrat mengutip dari Clyde Kluckhohn meliputi ;
1.      Nilai tentang hakikat hidup, jika seseorang memiliki pandangan baik tentang hidup, maka ia akan hidup dengan baik, begitupun sebaliknya.
2.      Nilai tentang hakikat karya, nilai ini dapat memberi arah untuk berkarya, apakah karya itu untuk hidup, kedudukan, atau kehormatan.
3.      Nilai tentang kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, nilai ini memberi arah apakah kehidupan harus berorientasi pada masa lampau, sekarang atau masa yang akan datang.
4.      Nilai tentang hubungan manusia dengan alam sekitar, misalnya ada yang berusaha selaras dengan alam, dan adajuga yang harus menundukkan alam.
5.      Nilai tentang hubungan manusia dengan sesama, sebagai contoh nilai kerukunan, gotong royong, dan kemanusiaan.