SELAMAT DATANG DIBLOG AHMAD BASUKI

Blog Archive

LINGUISTIK

•    ‎. Teoretis & sintaksis leksikologi terapansemantik linguistik MORFOLOGI Sinkronik ‎pragmatik&diakronik FONOLOgi EXIT ‎
‎2. LINGUISTIK adalah cabang ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objeknya.Dalam ‎KBBI linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau telaah bahasa secara ilmiah. ‎
‎3. SEMANTIK merupakan cabang dari ilmu linguistik yang dalam kajiannya membahas ‎arti atau makna. Menurut ferdinand de saussure yaitu setiap tanda linguistik terdiri dari ‎dua komponen 1. Signifian (yang mengartikan) 2. Signifie(yang diartikan)Contoh : ‎‎/m/,/e/,/j/,/a/ (Signifian) meja Sejenis perabot rumah tangga atau kantor (signifie) ‎
‎4. MORFOLOGI Merupakan cabang dari ilmu linguistik yang mempelajari tentang ‎struktur internal kataContoh: tertidur. Terdiri atas dua “morfem”,yakni ter- dan tidur.Jadi ‎kata tertidur mempunyai struktur internal dengan bagian-bagiannya ter- dan tidur. ‎
‎5. FONOLOGI Merupakan cabang dari ilmu linguistik yang mengkaji tentang bunyi ‎bahasa.Fonologi dibagi menjadi fonetik dan fonemikFonetik ialah ilmu yang mempelajari ‎bunyi tanpa menghiraukan fungsi pembeda maknaFonemik ialah ilmu yang mempelajari ‎bunyi dengan memperhatikan fungsi pembeda maknaContoh : 1. Fonetik : (a), (A), (i), ‎
‎6. SINTAKSIS Merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang susunan kata-‎kata dalam kalimat.Contoh: kami tidak dapat melihat pohon itu (bahasa indonesia) we not ‎tree that see can (bahasa inggris). Dalam aturan bahasa inggris itu menyalahi aturan. ‎Struktur yang sesuai adalah we cannot see that tree. ‎
‎7. LEKSIKOLOGI Merupakan cabang ilmu linguistik yangmempelajari tentang ‎perbendaharaan kata. Istilah“leksikologi” agak jarang dipakai, karena urusanutama para ‎ahli leksikologi adalah penyusunankamus, dan penyusunan kamus disebut“leksikografi”. ‎Leksikografi itu tidak lain adalahbentuk “terapan” dari leksikologi. ‎
‎8. PRAGMATIK Merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang struktur ‎bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar.Contoh : ada dua klausa: ‎john went home, dan john had a snack.Dalam analisis linguistik pelesapan subjek itu ‎sering dilambangkan dengan simbol 0 (angka nol dan garis miring), sehingga kalimat tadi ‎dapat diberi bentuk john went home and 0 had a snack ‎
•    ‎9. Linguistik sinkronikMerupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang ilmu ‎bahasa dengan meneliti struktur bahasa tanpa memperhatikan segi diakronik (historis) ‎Linguistik diakronikMerupakan cabang ilmu linguistik yang menkaji tentang ilmu bahasa ‎dengan meneliti struktur bahasa dengan memperhatikan segi historis. ‎
•    ‎10. Linguistik teoretisIlmu linguistik yang mengkaji ilmu bahasa secara teori yang sudah ‎ada. Linguistik terapan Ilmu linguistik yang mengkaji ilmu bahasa menurut penerapannya ‎
•    ‎11. Sekianterima kasih ‎
‎.FONOLOGI‎
‎1.      PENGERTIAN FONOLOGI
•    Menurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik, fonologi adalah bidang ‎dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.Dengan ‎demikian, fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau ‎dapat juga dikatan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.‎
•    ‎2.      ILMU YANG TERCAKUP DALAM FONOLOGI
a)     FONETIK
•    Fonetik Menurut Samsuri (1994), fonetik adalah studi tentang bunyi-bunyi ‎ujar.Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), fonetik ‎diartikan:bidang linguistik tentang pengucapan (penghasilan) bunyi ujar atau ‎fonetikadalah sistem bunyi suatu bahasa. Dengan demikian dapat disimpulkan ‎bahwafonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa ‎yangdihasilkan alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu dihasilkan. Chaer ‎‎(2007) membagi urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, menjaditiga jenis ‎fonetik, yaitu: 1) Fonetik artikulatoris atau fonetik organis atau fonetik fisiologi, ‎mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja. 2) Fonetik ‎akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam ‎‎(bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getaranya, aplitudonya,dan intensitasnya. 3) ‎Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu ‎oleh telinga kita. Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan ‎dunialingusitik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang ‎berkenaandengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau ‎diucapkanmanusia.Sedangkan fonetik akustik lebih berkenaan dengan bidang ‎fisika, danfonetik auditoris berkenaan dengan bidang kedokteran.‎
b)     FONEMIK
•    Fonemik Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa ‎yangberfungsi sebagai pembeda makna. Terkait dengan pengertian ‎tersebut,fonemik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) diartikan: (1) ‎bidanglinguistik tentang sistem fonem; (2) sistem fonem suatu bahasa; (3) ‎proseduruntuk menentukan fonem suatu bahasa. Jika dalam fonetik kita ‎mempelajari segala macam bunyi yang dapatdihasilkan oleh alat-alat ucap serta ‎bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan,maka dalam fonemik kita mempelajari ‎dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi ujaran yang manakah yang ‎dapat mempunyai fungsiuntuk membedakan arti. Chaer (2007) mengatakan bahwa ‎fonemik mengkaji bunyi bahasa yangdapat atau berfungsi membedakan makna ‎kata.Misalnya bunyi [l], [a], [b]dan [u]; dan [r], [a], [b] dan [u] jika dibandingkan ‎perbedaannya hanya padabunyi yang pertama, yaitu bunyi [l] dan bunyi ‎‎[r].Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut adalah fonem ‎yang berbeda dalambahasa Indonesia, yaitu fonem /l/ dan fonem /r/.‎
‎3.      MANFAAT FONOLOGI DAN PENYUSUNAN BAHASA
•    Ejaan adalah peraturan penggambaran atau pelambangan bunyi ujar suatu bahasa. ‎Karena bunyi ujar adalah dua unsur, yaitu segmental dan suprasegmental, ejaan ‎pun menggambarkan atau melambangkan kedua unsur bunyi tersebut.‎
•    Perlambangan unsur segmental bunyi ujar tidak hanya bagaimana melambangkan ‎bunyi-bunyi ujar dalam bentuk tulisan atau huruf, tetapi juga bagaimana ‎menuliskan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk kata, frase, klausa, dan kalimat, ‎bagaimana memenggal suku kata, bagaimana menuliskan singkatan, nama orang, ‎lambang-lambang teknis keilmuan dan sebagainya. Perlambangan unsure ‎suprasegmental bunyi ujar menyangkut bagaimana melambangkan tekanan, nada, ‎durasi, jedah dan intonasi. Perlambangan unsure suprasegmental ini dikenal ‎dengan istilah tanda baca atau pungtuasi.‎
•    Tata cara penulisan bunyi ujar ini bias memanfaatkan hasil kajian ‎fonologi,terutama hasil kajian fonemik terhadap bahasa yang bersangkutan. Oleh ‎karena itu, hasil kajian fonemik terhahadap ejaan suatu bahasa disebut ejaan ‎fonemis.‎
•   
B.MORFOLOGI
‎1.PENGERTIAN MORFOLOGI‎
•    Pengertian Morfologi Bahasa Indonesia Ramlan (1978:19) menjelaskan bahwa ‎morfologi ialah bagian dari ilmubahasa yang membicarakan atau yang mempelajari ‎seluk-beluk bentuk kataserta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata ‎terhadap golongan kata danarti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ‎morfologi mempelajariseluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan ‎bentuk kata itu,baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Nida (1949:1) ‎menjelaskan bahwa morfologi adalah studi tentang morfemdan susunannya di ‎dalam pembentukan kata.‎
‎2.HAKIKAT MORFOLOGI‎
•    Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti “ bentuk “ dan ‎kata logi yang berarti “ ilmu “. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti “ ilmu “ ‎mengenai bentuk”’‎
•    Didalam kajian linguistik, morfologi berarti “ ilmu mengenai bentuk dan ‎pembentukan kata” sedangkan didalam kajian biologi morfologi berarti berarti “ ‎ilmu mengenai bentuk – bentuk sel – sel tumbuhan atau jasad – jasad hidup.‎
‎3.MACAM-MACAM PROSES MORFOLOGI
•    Proses morfologi pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah ‎bentuk dasar melalui pembubuhan afiks ( dalam proses afiksasi ), pengulangan ( ‎reduplikasi ), penggabungan / pemajemukan ( dalam proses komposisi / ‎kombinasi ), pemendekan ( dalam proses abreviasi ). Dan pengubahan status / ‎pengubahan afiks yang membatasi makna gramatikalnya ( dalam proses konversi / ‎derivasi ), kata penghubung intra kalimat dan kata penghubung antar kalimat.‎
•    Dalam proses afiksasi sebuah afiks diimbuhkan pada bentuk dasar sehingga ‎hasilnya menjadi sebuah kata. Berkenaan dengan jenis afiksnya, biasanya proses ‎afiksasi itu dibedakan atas prefiksasi, yaitu proses pembubuhan prefiks ( awalan ), ‎konfiksasi yaitu proses pembubuhan konfiks ( apitan ), infiksasi yaitu proses ‎pembubuhan infiks ( sisipan ), dan sufiksasi yaitu proses pembubuhan sufiks ( ‎akhiran ).‎
•    Proses morfologi melibatkan komponen :‎
•    ‎1)     Bentuk dasar
•    Yaitu bentuk yang kepadanya dilakukan proses morfologi. Bentuk dasar itu dapat ‎berupa akar seperti baca, pahat, dan juang pada kata membaca, memahat, dan ‎berjuang.‎
•    Dalam proses reduplikasi bentuk dasar dapat berupa akar, seperti akar rumah ‎pada kata rumah – rumah, dan akar marah pada kata marah – marah.‎
•    Dalam proses komposisi dapat berupa akar sate pada kata sate ayam, sate padang, ‎dan sate lontong ; dapat berupa dua buah akar seperti akar kampung dan akar ‎halaman pada kata kampung halaman, atau akar tua dan akar muda pada kata tua ‎muda.‎
•    ‎2)     Alat pembentukan ( afiksasi, reduplikasi, komposisi / kombinasi, abreviasi, dan ‎konversi / derivasi )‎
•    Komponen kedua dalam proses morfologi adalah pembentuk kata. Sejauh ini alat ‎pembentuk dalam proses morfologi adalah :‎
•    a.       Afiks dalam proses afiksasi
•    Proses prefiksasi dilakukan oleh prefiks ber-, me-, di-, ter-, ke, dan se-; infiksasi ‎dilakukan oleh infiks -el-, -em-, dan -er-; sufiksasi, dilakukan oleh sufiks –an, -kan, ‎dan –i; sedangkan konfiksasi dilakukan oleh konfiks pe-an, per-an, ke-an, dan ber-‎an, di-an.‎
•    b.      Pengulangan dalam proses reduplikasi
•    Reduplikasi dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk ber ‎afiks dan berupa bentuk komposisi. Hasil dari proses reduplikasi disebut dengan ‎istilah kata ulang. Secara umum dikenal adanya 3 macam pengulangan, yaitu ‎pengulangan secara utuh, pengulangan dengan pengubahan bunyi vokal maupun ‎konsonan, dan pengulangan sebagian.‎
•   
•    c.       Penggabungan dalam proses komposisi / kombinasi. ‎
•    Penggabungan ini merupakan alat yang banyak digunakan dalam pembentukan ‎kata karena banyaknya konsep yang belum ada wadahnya dalam bentuk sebuah ‎kata.‎
•    Contoh : segitiga, saputangan, matahari, tepuk tangan, tanggung jawab, air mata.‎
•    d.      Pendekan atau penyingkatan dalam proses abreviasi.‎
•    Proses pembentukan yang keempat adalah abreviasi khusus yang digunakan dalam ‎proses akronimisasi. Disebut abreviasi khusus karena semua abreviasi ‎menghasilkan akronim. Abreviasi dari bentuk Sekolah Menengah Atas menjadi SMA ‎adalah bukan akronim, tetapi hasil dari abreviasi dari Jakarta Bogor Ciawi menjadi ‎Jagorawi adalah akronim.‎
•    e.       Pengubahan status dalam proses konversi/derivasi. ‎
•    Koversi atau derivasi lazim juga disebut derivasi zero,transmutasi atau transposisi ‎adalah proses pembentukan kata dari sebuah dasar berkategori tertentu menjadi ‎kata berkategori lain,tanpa mengubah bentuk fisik dari dasar itu.Misalnya, bentuk ‎gunting yang berstatus nomina dalam kalimat “ gunting ini terbuat dari baja “ dapat ‎diubah statusnya menjadi bentuk gunting yang berstatus verba, seperti kalimat “ ‎gunting dulu baik – baik, nanti baru dilem.‎
•   
•    f.        Kata Penghubung Intrakalimat
•    adalah kata penghubung intrakalimat, yaitu kata penghubung yang terletak didalam ‎kalimat, baik dalam kalimat tunggal maupun dalam kalimat majemuk. Ada kata ‎penghubung intrakalimat yang harus didahului tanda dan ada pula yang tidak.‎
•    ‎1.      Kata penghubung intrakalimat yang harus didahului tanda koma, antara lain ‎sebagai berikut.‎
•    a.       -, tetapi –‎
•    b.      -, sedangkan –‎
•    c.       -, melainkan –‎
•    d.      -, hanya –‎
•    e.       -, seperti –‎
•    f.        -, antara lain –‎
•    g.       -, malah – atau -, malahan –‎
•    h.      -, apalagi –‎
•    i.         -, kecuali –‎
•    j.         -, yakni –‎
•    k.       -, yaitu -‎
•    l.         -, bahkan –‎
•    Misalnya ; hidup tanpa tujuan yang pasti tidak akan menghasilkan apa – apa, ‎kecuali kekecewaan.4‎
•    a.       Kata penghubung intrakalimat yang tidak boleh didahului tanda koma, antara ‎lain sebagai berikut :‎
•    b.      Jika
•    c.       Apabila
•    d.      Agar
•    e.       Supaya
•    f.        Meskipun
•    g.       Walaupun
•    h.      Bagaimanapun
•    i.         Bahwa
•    j.         Sungguhpun
•    k.       Sebab
•    l.         Karena
•    m.    Sehingga
•    n.      Sesudah
•    o.      Setelah
•    p.      Sebelum
•    Misalnya : saya betul – betul terpesona kepadanya sehingga saya terus ‎menatapnya.‎
•    Kata penghubung seperti dan, serta, atau, tidak boleh didahului tanda koma jika ‎rincian dalam kalimat hanya dua unsure, tetapi jika rincian dalam kalimat lebih dari ‎dua unsure, kata penghubung itu harus didahului tanda koma. Contoh :‎
•    ‎1.      Tas dan buku itu saya letakkan diatas meja. ( dua unsur )‎
•    ‎2.      Tas, buku, dan pensil itu saya letakkan diatas meja. ( tiga unsure )‎
•    g.       Kata Penghubung Antarkalimat
•    Adalah kata penghubung antarkalimat, yaitu kata penghubung yang terletak diawal ‎kalimat.‎
•    Ungkapan ini harus selalu diikuti tanda koma, seperti :7‎
•    a.       Namun,-‎
•    b.      Jadi,-‎
•    c.       Pertama,-‎
•    d.      Selanjutnya,-‎
•    e.       Akan tetapi,-‎
•    f.        Walau demikian,-‎
•    g.       Meskipun demikian,-‎
•    h.      Oleh karena itu,-‎
•    i.         Sehubungan dengan itu,-‎
•    j.         Lagi pula,-‎
•    k.       Selain itu,-‎
•    l.         Sebaliknya,-‎
•    m.    Sebenarnya,-‎
•    n.      Sebagai kesimpulan,-‎
•    ‎3)        Makna Gramatikal
•    Makna gramatikal mempunyai hubungan erat dengan komponen makna yang ‎dimiliki oleh bentuk dasar yang terlibat dalam proses pembentukan kata.‎
•    Setiap makna gramatikal dari suatu proses morfologi akan menampakkan makna ‎atau bentuk dasarnya.‎
•    Contoh:bersdasi makna gramatikalnya memakai dasi,berkuda makna gramatikalnya ‎mengendarai kuda, dan bentuk berdiskusi makna gramatikalnya adalah melakukan ‎diskusi.‎
•   
•    ‎4)     Hasil proses pembentukan
•    Proses morfologi atau proses pembentukan kata mempunyai dua hasil yaitu ‎bentuk dan makna gramatikal.Bentuk dan makna gramatikal merupakan dua hal ‎yang berkaitan erat, bentuk merupakan wujud fisiknya dan makna gramatikal ‎merupakan isi dari wujud fisik atau bentuk itu.‎
•    Wujud fisik dari hasil proses afiksasi adalah kata berafiks, disebut juga kata ‎berimbuhan, kata turunan atau kata terbitan. Wujud fisik dari proses reduplikasi ‎adalah kata ulang, atau disebut juga bentuk ulang. Wujud fisik dari hasil proses ‎komposisi adalah kata gebung, disebut juga gabungan kata, kelompok kata atau ‎kata mejemuk.‎