• . Teoretis & sintaksis leksikologi terapansemantik linguistik MORFOLOGI Sinkronik pragmatik&diakronik FONOLOgi EXIT
2. LINGUISTIK adalah cabang ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objeknya.Dalam KBBI linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau telaah bahasa secara ilmiah.
3. SEMANTIK merupakan cabang dari ilmu linguistik yang dalam kajiannya membahas arti atau makna. Menurut ferdinand de saussure yaitu setiap tanda linguistik terdiri dari dua komponen 1. Signifian (yang mengartikan) 2. Signifie(yang diartikan)Contoh : /m/,/e/,/j/,/a/ (Signifian) meja Sejenis perabot rumah tangga atau kantor (signifie)
4. MORFOLOGI Merupakan cabang dari ilmu linguistik yang mempelajari tentang struktur internal kataContoh: tertidur. Terdiri atas dua “morfem”,yakni ter- dan tidur.Jadi kata tertidur mempunyai struktur internal dengan bagian-bagiannya ter- dan tidur.
5. FONOLOGI Merupakan cabang dari ilmu linguistik yang mengkaji tentang bunyi bahasa.Fonologi dibagi menjadi fonetik dan fonemikFonetik ialah ilmu yang mempelajari bunyi tanpa menghiraukan fungsi pembeda maknaFonemik ialah ilmu yang mempelajari bunyi dengan memperhatikan fungsi pembeda maknaContoh : 1. Fonetik : (a), (A), (i),
6. SINTAKSIS Merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang susunan kata-kata dalam kalimat.Contoh: kami tidak dapat melihat pohon itu (bahasa indonesia) we not tree that see can (bahasa inggris). Dalam aturan bahasa inggris itu menyalahi aturan. Struktur yang sesuai adalah we cannot see that tree.
7. LEKSIKOLOGI Merupakan cabang ilmu linguistik yangmempelajari tentang perbendaharaan kata. Istilah“leksikologi” agak jarang dipakai, karena urusanutama para ahli leksikologi adalah penyusunankamus, dan penyusunan kamus disebut“leksikografi”. Leksikografi itu tidak lain adalahbentuk “terapan” dari leksikologi.
8. PRAGMATIK Merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar.Contoh : ada dua klausa: john went home, dan john had a snack.Dalam analisis linguistik pelesapan subjek itu sering dilambangkan dengan simbol 0 (angka nol dan garis miring), sehingga kalimat tadi dapat diberi bentuk john went home and 0 had a snack
• 9. Linguistik sinkronikMerupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang ilmu bahasa dengan meneliti struktur bahasa tanpa memperhatikan segi diakronik (historis) Linguistik diakronikMerupakan cabang ilmu linguistik yang menkaji tentang ilmu bahasa dengan meneliti struktur bahasa dengan memperhatikan segi historis.
• 10. Linguistik teoretisIlmu linguistik yang mengkaji ilmu bahasa secara teori yang sudah ada. Linguistik terapan Ilmu linguistik yang mengkaji ilmu bahasa menurut penerapannya
• 11. Sekianterima kasih
.FONOLOGI
1. PENGERTIAN FONOLOGI
• Menurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik, fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.Dengan demikian, fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga dikatan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
• 2. ILMU YANG TERCAKUP DALAM FONOLOGI
a) FONETIK
• Fonetik Menurut Samsuri (1994), fonetik adalah studi tentang bunyi-bunyi ujar.Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), fonetik diartikan:bidang linguistik tentang pengucapan (penghasilan) bunyi ujar atau fonetikadalah sistem bunyi suatu bahasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwafonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa yangdihasilkan alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu dihasilkan. Chaer (2007) membagi urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, menjaditiga jenis fonetik, yaitu: 1) Fonetik artikulatoris atau fonetik organis atau fonetik fisiologi, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja. 2) Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam (bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getaranya, aplitudonya,dan intensitasnya. 3) Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita. Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunialingusitik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaandengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkanmanusia.Sedangkan fonetik akustik lebih berkenaan dengan bidang fisika, danfonetik auditoris berkenaan dengan bidang kedokteran.
b) FONEMIK
• Fonemik Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa yangberfungsi sebagai pembeda makna. Terkait dengan pengertian tersebut,fonemik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) diartikan: (1) bidanglinguistik tentang sistem fonem; (2) sistem fonem suatu bahasa; (3) proseduruntuk menentukan fonem suatu bahasa. Jika dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapatdihasilkan oleh alat-alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan,maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi ujaran yang manakah yang dapat mempunyai fungsiuntuk membedakan arti. Chaer (2007) mengatakan bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa yangdapat atau berfungsi membedakan makna kata.Misalnya bunyi [l], [a], [b]dan [u]; dan [r], [a], [b] dan [u] jika dibandingkan perbedaannya hanya padabunyi yang pertama, yaitu bunyi [l] dan bunyi [r].Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut adalah fonem yang berbeda dalambahasa Indonesia, yaitu fonem /l/ dan fonem /r/.
3. MANFAAT FONOLOGI DAN PENYUSUNAN BAHASA
• Ejaan adalah peraturan penggambaran atau pelambangan bunyi ujar suatu bahasa. Karena bunyi ujar adalah dua unsur, yaitu segmental dan suprasegmental, ejaan pun menggambarkan atau melambangkan kedua unsur bunyi tersebut.
• Perlambangan unsur segmental bunyi ujar tidak hanya bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk tulisan atau huruf, tetapi juga bagaimana menuliskan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk kata, frase, klausa, dan kalimat, bagaimana memenggal suku kata, bagaimana menuliskan singkatan, nama orang, lambang-lambang teknis keilmuan dan sebagainya. Perlambangan unsure suprasegmental bunyi ujar menyangkut bagaimana melambangkan tekanan, nada, durasi, jedah dan intonasi. Perlambangan unsure suprasegmental ini dikenal dengan istilah tanda baca atau pungtuasi.
• Tata cara penulisan bunyi ujar ini bias memanfaatkan hasil kajian fonologi,terutama hasil kajian fonemik terhadap bahasa yang bersangkutan. Oleh karena itu, hasil kajian fonemik terhahadap ejaan suatu bahasa disebut ejaan fonemis.
•
B.MORFOLOGI
1.PENGERTIAN MORFOLOGI
• Pengertian Morfologi Bahasa Indonesia Ramlan (1978:19) menjelaskan bahwa morfologi ialah bagian dari ilmubahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kataserta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan kata danarti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajariseluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu,baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Nida (1949:1) menjelaskan bahwa morfologi adalah studi tentang morfemdan susunannya di dalam pembentukan kata.
2.HAKIKAT MORFOLOGI
• Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti “ bentuk “ dan kata logi yang berarti “ ilmu “. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti “ ilmu “ mengenai bentuk”’
• Didalam kajian linguistik, morfologi berarti “ ilmu mengenai bentuk dan pembentukan kata” sedangkan didalam kajian biologi morfologi berarti berarti “ ilmu mengenai bentuk – bentuk sel – sel tumbuhan atau jasad – jasad hidup.
3.MACAM-MACAM PROSES MORFOLOGI
• Proses morfologi pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan afiks ( dalam proses afiksasi ), pengulangan ( reduplikasi ), penggabungan / pemajemukan ( dalam proses komposisi / kombinasi ), pemendekan ( dalam proses abreviasi ). Dan pengubahan status / pengubahan afiks yang membatasi makna gramatikalnya ( dalam proses konversi / derivasi ), kata penghubung intra kalimat dan kata penghubung antar kalimat.
• Dalam proses afiksasi sebuah afiks diimbuhkan pada bentuk dasar sehingga hasilnya menjadi sebuah kata. Berkenaan dengan jenis afiksnya, biasanya proses afiksasi itu dibedakan atas prefiksasi, yaitu proses pembubuhan prefiks ( awalan ), konfiksasi yaitu proses pembubuhan konfiks ( apitan ), infiksasi yaitu proses pembubuhan infiks ( sisipan ), dan sufiksasi yaitu proses pembubuhan sufiks ( akhiran ).
• Proses morfologi melibatkan komponen :
• 1) Bentuk dasar
• Yaitu bentuk yang kepadanya dilakukan proses morfologi. Bentuk dasar itu dapat berupa akar seperti baca, pahat, dan juang pada kata membaca, memahat, dan berjuang.
• Dalam proses reduplikasi bentuk dasar dapat berupa akar, seperti akar rumah pada kata rumah – rumah, dan akar marah pada kata marah – marah.
• Dalam proses komposisi dapat berupa akar sate pada kata sate ayam, sate padang, dan sate lontong ; dapat berupa dua buah akar seperti akar kampung dan akar halaman pada kata kampung halaman, atau akar tua dan akar muda pada kata tua muda.
• 2) Alat pembentukan ( afiksasi, reduplikasi, komposisi / kombinasi, abreviasi, dan konversi / derivasi )
• Komponen kedua dalam proses morfologi adalah pembentuk kata. Sejauh ini alat pembentuk dalam proses morfologi adalah :
• a. Afiks dalam proses afiksasi
• Proses prefiksasi dilakukan oleh prefiks ber-, me-, di-, ter-, ke, dan se-; infiksasi dilakukan oleh infiks -el-, -em-, dan -er-; sufiksasi, dilakukan oleh sufiks –an, -kan, dan –i; sedangkan konfiksasi dilakukan oleh konfiks pe-an, per-an, ke-an, dan ber-an, di-an.
• b. Pengulangan dalam proses reduplikasi
• Reduplikasi dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk ber afiks dan berupa bentuk komposisi. Hasil dari proses reduplikasi disebut dengan istilah kata ulang. Secara umum dikenal adanya 3 macam pengulangan, yaitu pengulangan secara utuh, pengulangan dengan pengubahan bunyi vokal maupun konsonan, dan pengulangan sebagian.
•
• c. Penggabungan dalam proses komposisi / kombinasi.
• Penggabungan ini merupakan alat yang banyak digunakan dalam pembentukan kata karena banyaknya konsep yang belum ada wadahnya dalam bentuk sebuah kata.
• Contoh : segitiga, saputangan, matahari, tepuk tangan, tanggung jawab, air mata.
• d. Pendekan atau penyingkatan dalam proses abreviasi.
• Proses pembentukan yang keempat adalah abreviasi khusus yang digunakan dalam proses akronimisasi. Disebut abreviasi khusus karena semua abreviasi menghasilkan akronim. Abreviasi dari bentuk Sekolah Menengah Atas menjadi SMA adalah bukan akronim, tetapi hasil dari abreviasi dari Jakarta Bogor Ciawi menjadi Jagorawi adalah akronim.
• e. Pengubahan status dalam proses konversi/derivasi.
• Koversi atau derivasi lazim juga disebut derivasi zero,transmutasi atau transposisi adalah proses pembentukan kata dari sebuah dasar berkategori tertentu menjadi kata berkategori lain,tanpa mengubah bentuk fisik dari dasar itu.Misalnya, bentuk gunting yang berstatus nomina dalam kalimat “ gunting ini terbuat dari baja “ dapat diubah statusnya menjadi bentuk gunting yang berstatus verba, seperti kalimat “ gunting dulu baik – baik, nanti baru dilem.
•
• f. Kata Penghubung Intrakalimat
• adalah kata penghubung intrakalimat, yaitu kata penghubung yang terletak didalam kalimat, baik dalam kalimat tunggal maupun dalam kalimat majemuk. Ada kata penghubung intrakalimat yang harus didahului tanda dan ada pula yang tidak.
• 1. Kata penghubung intrakalimat yang harus didahului tanda koma, antara lain sebagai berikut.
• a. -, tetapi –
• b. -, sedangkan –
• c. -, melainkan –
• d. -, hanya –
• e. -, seperti –
• f. -, antara lain –
• g. -, malah – atau -, malahan –
• h. -, apalagi –
• i. -, kecuali –
• j. -, yakni –
• k. -, yaitu -
• l. -, bahkan –
• Misalnya ; hidup tanpa tujuan yang pasti tidak akan menghasilkan apa – apa, kecuali kekecewaan.4
• a. Kata penghubung intrakalimat yang tidak boleh didahului tanda koma, antara lain sebagai berikut :
• b. Jika
• c. Apabila
• d. Agar
• e. Supaya
• f. Meskipun
• g. Walaupun
• h. Bagaimanapun
• i. Bahwa
• j. Sungguhpun
• k. Sebab
• l. Karena
• m. Sehingga
• n. Sesudah
• o. Setelah
• p. Sebelum
• Misalnya : saya betul – betul terpesona kepadanya sehingga saya terus menatapnya.
• Kata penghubung seperti dan, serta, atau, tidak boleh didahului tanda koma jika rincian dalam kalimat hanya dua unsure, tetapi jika rincian dalam kalimat lebih dari dua unsure, kata penghubung itu harus didahului tanda koma. Contoh :
• 1. Tas dan buku itu saya letakkan diatas meja. ( dua unsur )
• 2. Tas, buku, dan pensil itu saya letakkan diatas meja. ( tiga unsure )
• g. Kata Penghubung Antarkalimat
• Adalah kata penghubung antarkalimat, yaitu kata penghubung yang terletak diawal kalimat.
• Ungkapan ini harus selalu diikuti tanda koma, seperti :7
• a. Namun,-
• b. Jadi,-
• c. Pertama,-
• d. Selanjutnya,-
• e. Akan tetapi,-
• f. Walau demikian,-
• g. Meskipun demikian,-
• h. Oleh karena itu,-
• i. Sehubungan dengan itu,-
• j. Lagi pula,-
• k. Selain itu,-
• l. Sebaliknya,-
• m. Sebenarnya,-
• n. Sebagai kesimpulan,-
• 3) Makna Gramatikal
• Makna gramatikal mempunyai hubungan erat dengan komponen makna yang dimiliki oleh bentuk dasar yang terlibat dalam proses pembentukan kata.
• Setiap makna gramatikal dari suatu proses morfologi akan menampakkan makna atau bentuk dasarnya.
• Contoh:bersdasi makna gramatikalnya memakai dasi,berkuda makna gramatikalnya mengendarai kuda, dan bentuk berdiskusi makna gramatikalnya adalah melakukan diskusi.
•
• 4) Hasil proses pembentukan
• Proses morfologi atau proses pembentukan kata mempunyai dua hasil yaitu bentuk dan makna gramatikal.Bentuk dan makna gramatikal merupakan dua hal yang berkaitan erat, bentuk merupakan wujud fisiknya dan makna gramatikal merupakan isi dari wujud fisik atau bentuk itu.
• Wujud fisik dari hasil proses afiksasi adalah kata berafiks, disebut juga kata berimbuhan, kata turunan atau kata terbitan. Wujud fisik dari proses reduplikasi adalah kata ulang, atau disebut juga bentuk ulang. Wujud fisik dari hasil proses komposisi adalah kata gebung, disebut juga gabungan kata, kelompok kata atau kata mejemuk.