SELAMAT DATANG DIBLOG AHMAD BASUKI

Blog Archive

ISLAM DAN BUDAYA JAWA

I.‎    PENDAHULUAN
Jawa merupakan sebuah pulau dan suku yang terdapat di Indonesia, yang ‎meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta dan lain-lain dan setiap daerah ‎mempunyai karakter budaya yang berbeda-beda. Masyarakat Jawa dipercaya memiliki ‎kebudayaan khas dan berhubungan masyarakat Jawa menunjuk pada orang-orang yang ‎mengidentifikasikan diri mereka sebagai orang-orang yang menjujung tinggi sifat-sifat ‎luhur dan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Jawa. Dalam konteks Indonesia ‎kebudayaan Jawa merupakan salah satu kebudayaan lokal yang berpengaruh penting ‎karena memiliki arti yang penting bagi masyarakat Jawa karena mayoritas masyarakat ‎Jawa memeluk agama Islam dengan demikian hubungan nilai-nilai Islam dengan ‎kebudayaan Jawa menjadi menarik karena keberadaan Islam.‎
Proses Islamisasi di Jawa yang dimotori oleh kaum sufi, telah membawa ‎perubahan-perubahan dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat. Salah satu ‎karakteristik orang Jawa adalah kebiasaan hidup dalam suasana mistis, mistik sebagai ‎sikap hidup, pola piker dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari (Al-Payami, ‎‎1992:113). Dengan demikian kedatangan agama Islam yang membawa ajaran esoteric, ‎mengajarkan mistik, tidak membuat masyarakat Jawa kaget dan gumun. Di sini terjadi ‎pergumulan mistik Islam dengan mistik Jawa. Pada dasarnya bertemunya dua ajaran ‎yang memiliki dasar dan ajaran berbeda. Bertemu dalam satu medium, terjadi proses ‎saling mempengaruhi satu sama lain, yang akhirnya sama-sama menjadi sikap dan ‎falsafah hidup.‎ ‎  ‎
II.‎    RUMUSAN MASALAH
A.‎    Pengertian Islam, Kebudayaan Jawa ‎
B.‎    Ciri-ciri Orang Jawa
C.‎    Tujuan Mempelajari IBJ

III.‎    PEMBAHASAN
A.‎    Pengertian Islam dan Kebudayaan Jawa ‎
‎1.‎    Pengertian Islam
Islam Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal ‎dari bahasa Arab: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk Aslama-‎Yuslimu-Islaman yang artinya pasrah, tunduk. Dari kata aslama itulah ‎terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam ‎berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya .‎ ‎ ‎Rasulullah SAW banyak menamakan beberapa perkara dengan sebutan Islam, ‎misalnya: taslimu qalbi (penyerahan hati), salamatunnas minal lisan wal yad ‎‎(tidak menyakiti oranglain dengan lisan dan tangan). Semua perkara ini disebut ‎Rasulullah sebagai Islam, mengandung arti penyerahan diri, ketundukan dan ‎kepatuhan yang nyata ‎. Dalam sebuah riwayat disebutkan tentang Islam, ‎sebagaimana berikut:‎
الإسلامُ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ وَلَا تُشْرِكَ بِهِ وَ تُقِيْمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوْضَةَ وَ تَصُوْمَ ‏رَمَضَانَ وَ تُحِجَّ الْبَيْتَ ‏
Artinya: “Islam adalah engkau menyembah Allah dan tidak berbuat syirik ‎kepada-Nya, mendirikan shalat, membayar zakat yang diwajibkan, ‎puasa Ramadhan dan berhaji ke Baitullah” (HR. Bukhari, Kitab Al-‎Iman, Bab Su’alu Jibril ‘an Nabi SAW ‘anil Iman wa Islam wa ‎Ikhsan, no.50).‎

Harun Nasution dalam bukunya Islam, ditinjau dari berbagai aspeknya ‎menyebutkan, Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan ‎kepada ummat manusia melalui Nabi Muhammad SAW.‎ ‎ Dalam KBBI ‎disebutkan bahwa Islam adalah agama yg diajarkan oleh Nabi Muhammad ‎SAW. berpedoman pada kitab suci Alquran yg diturunkan ke dunia melalui ‎wahyu Allah SWT ‎.‎
Islam lahir di Makkah, ajaran Islam dibawa oleh Nabi Muhammad ‎SAW sebagai Rasul (utusan) Tuhan untuk membimbing manusia ke jalan yang ‎benar. Islam sebagai agama adalah wahyu Allah yang ajarannya berisi perintah, ‎larangan dan petunjuk untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di ‎akhirat. ‎
Setelah dipimpin oleh Nabi langsung dan di teruskan oleh sahabat-‎sahabatnya yang di juluki Khulafaur-Rasyidin, Islam mulai berkembang pesat ‎akibat ekspansi yang dilakukan oleh daulah Islam setelahnya, seperti Bani ‎Abbasiyah dan Umayyah. Ajaran Islam kemudian menyebar ke daerah–daerah ‎luar jazirah Arab. Maka segera bertemu dengan berbagai peradaban dan ‎budaya lokal yang sudah mengakar selama berabad–abad. Negeri-negeri yang ‎sudah di datangi Islam seperti Mesir, Siria dan Negara Jazirah yang lain sudah ‎lama mengenal filsafat Yunani, ajaran Hindu Budha, Majusi, dan Nasrani. ‎Dengan demikian Islam yang tersebar senantiasa mengalami penyesuaian ‎dengan lingkungan dan peradaban dan kebudayaan setempat, begitu pula yang ‎terjadi di tanah Jawa.‎ ‎ ‎
Islam dengan risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah ‎agama universal, ajarannya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan yang ‎meliputi keimanan dan peribadatan, serta mengatur hubungan antara manusia ‎dengan manusia dan lingkungannya yang disebut mu’amalah ‎.‎
Adapun ciri-ciri Islam dapat dilihat dalam berbagai konsep yang ‎dibawanya, yakni: ‎
Pertama, Konsep teologi Islam yang di dasarkan pada prinsip tauhid sebagai ‎konsep monotheisme dengan kadar paling tinggi. Konsep tauhid ini melahirkan ‎wawasan kesatuan moral, kesatuan sosial, kesatuan ritual bahkan malah ‎memberikan kesatuan identitas kultular.‎
Kedua, Konsep kedudukan manusia, dalam hubunganya dengan tuhan ‎‎(hablum minallah), hubunganya dengan sesama manusia (hablum minannas), ‎bahkan sesama makhluk, juga hubunganya dengan alam semesta. Hubungan-‎hubungan tersebut berada dalam jaringan kerja peribadatan dan ‎kekhilafahan,yaitu fungsi ibadah dan fungsi khilafah.‎
Ketiga, konsep keilmuan sebagai bagian integratif dari kehidupan manusia. ‎Wahyu perdana dari Al-Qur’an di samping membuat deklarasi kholaqol insan ‎‎(Dia telah menciptakan manusia) juga mendeklarasikan alamal insan (Dia ‎mengajarkan kepada manusia). Manusia ini selain di ciptakan oleh Allah,juga ‎di beri kecerdasan ilmiah. Konsep ini ada kaitanya dengan janji Allah tentang ‎Taskhiru ma fis samawati wa ma fil ardhi (apa yang ada di langit dan di bumi ‎di peruntukan bagi manusia)‎
Keempat, Konsep ibadah dalam Islam. Disamping menyentuh aspek-aspek ‎ritual, juga menyentuh aspek-aspek sosial dan juga aspek kultural ‎.‎
‎2.‎    Pengertian Kebudayaan Jawa dan Batasan Wilayahnya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Budaya diartikan pikiran; akal ‎budi, adat istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yg sudah berkembang ‎‎(beradab, maju), sesuatu yg sudah menjadi kebiasaan yg sudah sukar diubah. ‎Sedangkan Kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin ‎‎(akal budi) manusia spt kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat, keseluruhan ‎pengetahuan manusia sbg makhluk sosial yg digunakan untuk memahami ‎lingkungan serta pengalamannya dan yg menjadi pedoman tingkah lakunya ‎.‎
Menurut Koentjaraningrat (1980), kata kebudayaan berasal dari kata ‎sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau ‎akal. Dengan demikian kebudayaan dapat di artikan dengan hal-hal yang ‎bersangkutan dengan akal. Sedangkan kata budaya merupakan perkembangan ‎majemuk dari budi daya yang berarti daya dari budi. Sehingga di bedakan ‎antara budaya yang berarti “daya dari budi” yang berupa cipta, rasa, karsa, ‎dengan kebudayaan yang berarti hasil dari cipta, rasa, karsa ‎.‎
Sedangkan menurut Clyde Kluchohn, kebudayaan adalah suatu sistem ‎menyeluruh yang terbentuk oleh sejarah meliputi kehidupan manusia yang ‎cenderung mempengaruhi pola hidup suatu kelompok ‎.‎
Selanjutnya menurut konsep konsep B.Malinowske, kebudayaan di ‎dunia mempunyai tujuh unsur universal yakni :‎
a.‎    Bahasa ‎
b.‎    Sistem Teknologi ‎
c.‎    Sistem mata pencaharia (ekonomi)‎
d.‎    Organisasi sosial ‎
e.‎    Sistem pengetahuan
f.‎    Religi
g.‎    Kesenian ‎.‎
Kebudayaan Jawa adalah kebudayaan masyarakat asli Jawa yang telah ‎berkembang semenjak masa prasejarah. Sebagai halnya suku-suku sederhana ‎lainnya budaya asli Jawa ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme. ‎Dasar pikiran dalam religi animisme dan dinamisme bahwa dunia ini juga ‎didiami oleh roh-roh halus termasuk roh nenek moyang dan juga kekuatan-‎kekuatan (daya-daya) ghaib ‎.‎
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat diambil kesimpulkan bahwa ‎kebudayaan Jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa, sistem ‎teknologi, mata pencaharian, organisasi sosial, corak berpikir, sistem kegamaan ‎dan kesenian yang dianut dan dilestarikan secara turun-temurun oleh ‎masyarakat setempat. Sedangkan yang dimaksud dengan islam dan ‎kebudayaan Jawa adalah ajaran islam yang berkembang dan berjalan selaras ‎dengan kebudayaaan masyarakat Jawa.‎
Menurut R. Wordward ciri Islam Jawa adalah kecepatan dan ‎kedalamannya mempenetrasi masyarakat Hindu-Budha yang paling maju ‎‎(sopheisticated). Hal ini dapat dilihat dari muatan karya sastra yang ‎berpatronase dengan keraton seperti serat salokajiwa karya Ranggawarsita dan ‎serat centhini karya Pakubuwana V dan nilai-nilai sufisme; ritual sekatenan ‎dikorelasikan dengan rekonstruksi sejarah islam jawa; ajaran-ajaran Islam ‎dalam pewayangan, dan penekanan bentuk keberagaman yang mengedepankan ‎kesalehan praktis pada masyarakat jawa.‎

B.‎    Ciri-ciri Orang Jawa
Dalam antropologi budaya dikenal beragam suku dan budaya, salah satunya ‎masyarakat atau suku Jawa. Masyarakat Jawa adalah orang-orang yang dalam ‎hidup kesehariannya menggunakan bahasa Jawa dengan ragam dialeknya secara ‎turun-menurun. Suku bangsa Jawa adalah mereka yang bertempat tinggal di ‎daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, serta mereka yang berasal dari kedua daerah ‎tersebut. Secara geografis suku bangsa Jawa mendiami tanah Jawa yang meliputi: ‎Banyumas, Kedu, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Malang, dan Kediri. ‎Sedangkan di luar itu, dinamakan pesisir dan ujung timur. Surakarta dan ‎Yogyakarta yang merupakan dua bekas kerajaan Mataram pada sekitar abad ke-‎XVI adalah pusat dari kebudayaan Jawa. Keduanya adalah tempat kerajaan ‎terakhir dari pemerintahan Raja-raja Jawa.‎
Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara ‎Indonesia. Suku Jawa hidup dalam lingkup budaya yang sangat kental, yang ‎mereka gunakan dalam berbagai kegiatan masyarakat, bahkan mulai dari ‎kehamilan sampai kematian. Menurut Sujamto, 1997 budaya Jawa memiki empat ‎ciri-ciri utama, yaitu;‎
a.‎    Religius
Sebelum agama-agama besar masuk ke Jawa, masyarakat Jawa sudah ‎mempercayai kepercayaan adanya tuhan yang melindungi mereka, dan ‎keberagaman agama itu semakin berkualitas dengan masuknya agama ‎besar, seperti: Hindu, Budha Islam dan Kristen, yang menjadikan ‎masyarakat Jawa mempunyai toleransi keagamaan yang besar. ‎
b.‎    Non doktriner
Artinya budaya Jawa itu luwes (fleksibel), karena sejak zaman dahulu ‎masyarakat Jawa berpendapat bahwa perbedaan agama yang masuk ‎sebenarnya hanya berbeda caranya saja, untuk menuju pada tercapainya ‎satu tujuan yang sama.‎
c.‎    Toleran
Masyarakat Jawa selalu mengutamakan gotong royong, selain itu juga ‎bisa menerima perbedaan pendapat dan menghormati pendapat orang ‎lain. ‎
d.‎    Akomodatif
Kebudayaan Jawa selain penuh dengan pelajaran-pelajaran mengenai ‎budi pekerti luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang ‎masuk yang sesuai dan bermanfaat bagi masyarakat.‎
Dari ciri-ciri budaya Jawa diatas, memberikan corak, sifat dan ‎kecenderungan yang khas bagi orang Jawa yang antara lain adalah:‎
‎1.‎    Masyarakat Jawa identik dengan berbagai sikap sopan, segan, ‎menyembunyikan perasaan alias tidak suka to the poin. ‎
‎2.‎    Menjaga etika berbicara baik secara konten isi dan bahasa perkataan maupun ‎objek yang diajak berbicara. Hal ini bisa terlihat dengan adanya strata ‎‎(tingkatan) bahasa dalam suku jawa.‎
‎3.‎    Suku Jawa umumnya mereka lebih suka menyembunyikan perasaan. Menampik ‎tawaran dengan halus demi sebuah etika dan sopan santun sikap yang dijaga.‎
‎4.‎    Narimo ing pandum adalah salah satu konsep hidup yang dianut oleh Orang ‎Jawa. Pola ini menggambarkan sikap hidup yang serba pasrah dengan segala ‎keputusan yang ditentukan oleh Tuhan. Orang Jawa memang menyakini ‎bahwa kehidupan ini ada yang mengatur dan tidak dapat ditentang begitu ‎saja.‎
‎5.‎    Ciri khas lain yang tak bisa di tinggalkan adalah sifat Gotong royong atau ‎saling membantu sesama orang di lingkungan hidupnya apalagi lebih kentara ‎sifat itu bila kita bertandang ke pelosok pelosok daerah suku Jawa di mana ‎sikap gotong royong akan selalu terlihat di dalam setiap sendi kehidupannya ‎baik itu suasana suka maupun duka. ‎
‎6.‎    Dan, yang tidak dapat kita abaikan adalah sikap hidup orang Jawa yang ‎menejunjung tinggi nilai-nilai positif dalam kehidupan. Dalam interaksi antar ‎personal di masyarakat, mereka selalu saling menjaga segala kata dan ‎perbuatan untuk tidak menyakiti hati orang lain. Mereka begitu menghargai ‎persahabatan sehingga eksistensi orang lain sangat dijunjung sebagai sesuatu ‎yang sangat penting. Mereka tidak ingin orang lain atau dirinya mengalami ‎sakit hati atau terseinggung oleh perkataan dan perbuatan yang dilakukan ‎sebab bagi orang Jawa, ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busono ‎artinya, harga diri seseorang dari lidahnya (omongannya), harga badan dari ‎pakaian

C.‎    Tujuan Mempelajari IBJ
Dalam nilai kearifan warisan budaya Jawa yang diajarkan kepada kita ‎menuntut untuk  pengkajian dan pemahaman akan budaya yang selama ini kita ‎jalankan. Adapun tujuannya antara lain:‎
a.‎    Mengetahui bagaimana Islam yang ada di Jawa.‎
b.‎    Mengetahui isi kandungan ajaran Islam yang terdapat dalam budaya Jawa.‎
c.‎    Mengetahui pesan-pesan moral yang terkandung dalam kebudayaan jawa
d.‎    Menumbuhkan sikap arif dalam menyikapi berbagai jenis kebudayaan Jawa ‎dan keberagaman ritual keagamaannya ‎.‎
e.‎    Memotivasi masyarakat untuk menumbuhkan rasa kesadaran kebudayaan.‎
f.‎    Mengetahui hal-hal yang ada dalam sejarah masyarakat Jawa dan kebudayaan ‎yang dibangunnya, serta pengaruh yang ditimbulkan terhadap ajaran Islam ‎yang sudah sejak lama mendiami dan berasimilasi satu sama lain
g.‎    Menumbuhkan spiritualisme, mendorong masyarakat untuk mengimbangi ‎derasnya arus konsumerisme budaya tersebut  dalam era globalisasi melalui ‎peningkatan pendidikan dan keimanan