Hampir setiap
Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta telah melakukan sistem kerja penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh masing-masing Perguruan Tinggi ini memiliki tujuan
dan fungsi yang berbeda-beda.
Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang salah satu perguruan tinggi yang sering melakukan penelitian dengan mengirimkan beberapa dosen. Tahun ajaran baru 2013, kini dari pihak
Lembaga Penelitian IAIN mengundang mahasiswa untuk ikut bepartisipasi dalam
program Penelitian Kompetitif Individual Mahasiswa. Kegiatan ini mulai diberikan
kepada para mahasiswa merupakan usulan rektorat dan beberapa staf kampus.
Pasalnya selain untuk memberikan bantuan kepada permasalahan yang terjadi di masyarakat, IAIN khususnya LEMLIT dan juga rektor ingin mengedepankan kemampuan akademik para
mahasiswa. Selain itu, agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dan wawasan yang
luas, serta dapat mahir dalam dunia tulis menulis.
Persyaratan Peneliti
Terlepas dari
kesempatan yang diberikan bagi para mahasiswa dalam kegiatan penelitian ini,
seorang mahasiswa dikatakan layak dan mampu mengikuti penelitian, jika mereka
dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak LEMLIT Walisongo. Yang mana salah satu persyaratannya meliputi pengajuan proposal
dengan kajian masalah yang akan ditelitinya. Tentu, dalam kajiannya harus
memiliki bobot yang berkualitas, yang sekiranya proposal tersebut memang baik dan layak untuk diterima. Karena dalam hal
ini tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan penilitian ini pasti
membutuhkan sedikitnya materi tentang hal yang akan diteliti.
Tidak cukup
lewat pemilihan proposal saja para mahasiswa dapat lolos sesi pemilihan.
Tahapan demi tahapan harus dapat dilewati mereka, setelah pembuatan proposal
mahasiswa harus mempersentasikan dan mempertanggung jawabkannya didepan para
juri. Hal ini dilakukan agar memang mahasiswa yang layak dan mampu yang
terpilih.
Karena minimnya
kuota yang ditentukan dari pihak borokrat. Mereka mematoki hanya 30 mahasiswa
saja yang dapat mewakili kegiatan penelitian ini. Selain itu, pihak birokrat
jiga hanya mampu menyediakan dana pendidikan sebanyak 5 juta saja. Hal semacam
ini sangat disayangkan,padahal jika kuota penerimaan dibuka lebih banyak lagi,
dan mahasiswa diberi kesempatan dan peluang lebih besar, mahasiswa akan lebih
banyak untuk berantusias mengikuti sistem penilitian tersebut.
Antusias mahasiswa
Saat ini ,
menurut pengamatan dari penulis, birokrat IAIN khususnya fakultas tarbiyah
belum memiliki kemampuan sosialisasi terhadap para mahasiswa. Terbukti dengan
minimnya mahasiswa yang tahu tentang penelitian yag diadakan birokrat.