SELAMAT DATANG DIBLOG AHMAD BASUKI

Blog Archive

CONTOH RPP KURIKUKLUM 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : MTs TAJUL ULUM Mata Pelajaran : Bahasa Arab Status Pendidikan : Madarasah Aliyah Kelas / Semester : VII/ I Tema : المدسة (Sekolah) Alokasi Waktu : 1 x 15 Menit (1 x Pertemuan) A. Materi Pokok المدسة (Sekolah) B. Alokasi Waktu 1 x 15 Menit (1 x Pertemuan) C. Tujuan Pembelajaran: 1. Malafalkan materi hiwar dengan baik dan benar mengenai المدسة 2. Mendemonstrasikan hiwar sederhana dengan lafal dan intonasi yang benar mengenai المدسة D. Kompetensi Dasar: Berbicara/Kalam 1. Malafalkan materi hiwar dengan baik dan benar mengenai: المدسة dengan menggunakan struktur kalimat dasar yang meliputi: علم, ضمير مفرد, اسم + ال, dan حروف الجر 2. Mendemonstrasikan hiwar sederhana dengan lafal dan intonasi yang benar mengenai: المدسة dengan menggunakan struktur kalimat dasar yang meliputi: علم, ضمير مفرد, اسم + ال, dan حروف الجر E. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Malafalkan materi hiwar dengan baik dan benar mengenai المدسة 2. Mendemonstrasikan hiwar sederhana dengan lafal dan intonasi yang benar mengenai المدسة 3. Melafalkan mufrodat dengan tepat dan benar dalam berbagai kalimat dengan makhraj dan panjang pendek yang benar F. Metode: Active Discussion dan Ta’birun Surah G. Media dan Sumber Pembelajaran: • Buku paket bahasa arab kelas VII • Kamus Bahasa Arab • Lembar Kerja Siswa H. Langkah Pembelajaran: NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN WAKTU 1 Pendahuluan 5 menit a. Guru mengucapkan salam b. Do’a bersama sebagai pembuka pertemuan dipimpin ketua kelas c. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kabar siswa d. Guru menyampaikan informasi tentang materi yang akan disampaikan, meliputi: Kompetensi dasar dan indikator pencapaian. e. Guru mereview kepada siswa beberapa mufrodat yang telah di pelajari pada pelajaran sebelumnya 2 Kegiatan Inti 10 menit a. Mengamati • Guru melafalkan mufrodat baru kemudian meminta siswa menirukan pelafalan secara berulang-ulang • Guru menjelaskan ungkapan-ungkapan tentang sekolah b. Menanya • Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik tentang sekolah • Guru memperhatikan jawaban peserta didik c. Mengeksperimen/Mengexplorasi • Guru menunjuk siswa secara acak untuk mendeskripsikan sekolah asal mareka dengan tepat dan benar d. Asosiasi • Guru memberikan kesempatan kepada peseta didik lain untuk bertanya dan menaggapi e. Komunikasi • Guru memberikan konfirmasi atau penguatan • Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari 3 Penutup 5 menit a. Guru bersama siswa merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung, meliputi; kelemahan dan kelebihan, perasaan dan kesulitan yang dihadapi siswa I. Penilaian: Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Teknik Jenis Instrumen Instrumen • Menirukan ujaran (kata,frasa, kalimat) dengan tepat • Melafalkan ujaran (kata,frasa, kalimat) dengan intonasi yang tepat Pengamatan Awal 1. Sebutkan beberapa mufrodat yang telah di pelajari pada pelajaran sebelumnya! 2. Tirukan pelafalan mufradat baru secara berulang-ulang! • Partisipasi aktif dalam menyampaikan informasi sesuai konteks • Partisipasi aktif dalam mengajukan pertanyaan sesuai konteks • Partisipasi aktif dalam menanggapi pertanyaan sesuai konteks • Menceritakan keadaan/kegiatan sesuai konteks Demonstrasi Diskusi Tugas individu/ kelompok Proses 3. Sampaikan informasi sesuai konteks 4. Jawab pertanyaan sesuai konteks 5. Ceritakan keadaan/kegiatan sesuai konteks 6. Bagaimana keungulan sekolah faforit? 7. Bagaimana pemelajaran sekolah faforit? • Menyelesaikan soal secara mandiri Tugas rumah Akhir 8. Kerjakan latihan pada halaman 10-11 dan dikumpulkan minggu depan Menghetahui Kepala Madrasah Ali Mahfidz, M.Pd.I Semarang, 20 April 2014 Guru Mapel Bahasa Arab Ahmad Basuki, S.Pd.I

KETRAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

I.‎ PENDAHULUAN Guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi muridnya, begitulah filsafah yang ‎sering kita dengar. Peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai ‎pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu kelas. Dalam arti sempit guru yang ‎berkewajiban mewujudkan suatu program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau ‎memberikan pelajaran di sekolah atau kelas. ‎ Sedangkan secara lebih luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang ‎pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak untuk ‎mencapai kedewasaan masing-masing dalam berpikir dan bertindak. ‎ Guru dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas saja ‎untuk menyampaikan materi dan pengetahuan tertentu, akan tetapi guru juga menuju sebuah cita-cita luhur mereka. ‎ Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan keterampilan-keterampilan dasar ‎seorang guru dalam mengajar. Dalam makalah ini, kami membahas salah satu keterampilan ‎mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran.‎ II.‎ RUMUSAN MASALAH A.‎ Apa pengertian membuka dan menutup pelajaran?‎ B.‎ Apa tujuan membuka dan menutup pelajaran?‎ C.‎ Apa saja prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran?‎ D.‎ Apa saja komponen-komponen membuka dan menutup pelajaran?‎ III.‎ PEMBAHASAN A.‎ Pengertian membuka dan menutup pelajaran Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan dasar ‎mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi calon guru agar dapat mencapai tujuan ‎pembelajaran secara efektif, efisien dan menarik. Keterampilan membuka pelajaran ‎merupakan upaya guru dalam memberikan pengantar/pengarahan mengenai materi yang ‎akan dipelajari siswa sehingga siswa siap mental dan tertarik mengikutinya. Sedangkan ‎keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan membantu siswa dalam ‎menemukan konsep, prinsip, dalil, hukum atau prosedur dari inti pokok bahasan yang ‎telah dipelajari ‎.‎ Membuka dan menutup pelajaran bukan sekedar mengabsen Siswa. Membuka ‎pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman siswa ‎dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk ‎menciptakan prakondisi agar mental dan perhatian siswa tertuju pada materi pelajaran ‎yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan pada awal ‎pelajaran saja melainkan juga pada awal setiap penggal kegiatan, misalnya, pada saat ‎memulai kegiatan tanya jawab, mengenalkan konsep baru, memulai kegiatan diskusi, ‎mengawali pengerjaan tugas, dan lain-lainnya.‎ membuka pelajaran dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa agar ikut ‎merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan memicu minat serta ‎pemusatan perhatian siswa pada materi pelajaran yang akan dibicarakan dalam kegiatan ‎pembelajaran.‎ Menutup pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk menyimpulkan ‎atau mengakhiri kegiatan inti. Menutup pelajaran juga dapat dilakukan pada akhir setiap ‎penggal kegiatan, misalnya mengakhiri kegiatan diskusi, tanya jawab, menindaklanjuti ‎pekerjaan rumah yang telah dikerjakan siswa dan lain-lainnya.‎ Kegiatan menutup pelajaran dilakukan dengan maksud untuk memusatkan ‎perhatian siswa pada akhir penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran, misalnya ‎merangkum atau membuat garis besar materi yang baru saja dibahas, mengkonsolidasikan ‎perhatian siswa pada hal-hal pokok dalam pelajaran yang sudah dipelajari, dan ‎mengorganisasikan semua kegiatan ataupun pelajaran yang telah dipelajari menjadi satu ‎kebulatan yang bermakna untuk memahami esensi pelajaran itu B.‎ Tujuan Membuka dan Menutup Pelajaran Kegiatan membuka pelajaran membantu guru memperoleh informasi langsung ‎tentang kesiapan siswa di dalam mengikuti pelajaran. Sejauhmana siswa telah mencapai ‎kompetensi yang telah ditetapkan. Dengan demikian pembelajaran akan dimulai sesuai ‎dengan kondisi awal siswa di kelas tersebut. ‎ Apabila menurut pengamatan guru siswa masih belum siap untuk belajar,jika ‎aktivitas dan perhatian siswa belum tertuju pada pembelajaran, guru harus memberi ‎dorongan untuk menciptakan kondisi yang kondusif untuk memulai pembelajaran. ‎Apabila anak sudah siap untuk mengikuti pembelajaran, hal pertama yang dilakukan guru ‎pada saat membuka pelajaran adalah menyampaikan tujuan pembelajaran. Ini penting ‎bagi anak agar mereka siap secara psikologis. Dengan mengetahui tujuan pembelajaran ‎siswa tahu apa yang didapatkan dari pembelajaran tersebut serta apa manfaatnya bagi ‎mereka. ‎ Penyampaian strategi pelajaran kepada siswa merupakan hal penting lainnya yang ‎harus dilakukan guru di dalam membuka pelajaran. Bagi siswa ini merupakan gambaran ‎bagaimana cara mereka mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Kapan dan ‎bagaimana bentuk keikutsertaan mereka di dalam kegiatan pembelajaran. Bila ‎diibaratkan naik perahu pembelajaran, mereka tahu kemana perahu tersebut akan menuju, ‎bagaimana kondisi jalan akan dilewati, serta kapan dan apa yang harus mereka lakukan ‎untuk membantu nakhoda mencapai tujuan. ‎ Secara garis besar tujuan semua aktivitas membuka dan menutup pelajaran yang ‎dilakukan oleh guru diharapkan bermanfaat bagi siswa untuk:‎ ‎1.‎ Menumbuhkan perhatian dan motivasi untuk berpartisipasi di dalam pembelajran ‎2.‎ Memahami batas-batas yang akan dipelajari dan dikerjakan ‎3.‎ Mengetahui gambaran yang jelas tentang strategi dan pendekatan pembelajaran ‎4.‎ Mengetahui hubungan antara pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki ‎dengan apa yang akan dipelajari, ‎ ‎5.‎ Menggabungkan fakta, keterampilan, atau konsep-konsep yang tercakup di dalam ‎suatu peristiwa ‎6.‎ Mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari materi ajar. ‎ ‎7.‎ Memusatkan perhatian siswa pada akhir penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran C.‎ Prinsip- Prinsip Membuka dan Menutup Pelajaran Penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran harus dilaksanakan secara ‎efektif sehingga hasil pembelajaran bermakna bagi peserta didik. Oleh karena itu prinsip-‎prinsip berikut harus diperhatikan oleh setiap guru.‎ ‎1.‎ Bermakna Agar kegiatan membula dan menutup pelajaran bermakna, kegiatan tersebut harus ‎relevan dengan tujuan dan materi pembelajaran yang disajikan serta sesuai dengan ‎karakteristik peserta didik.‎ ‎2.‎ Berurutan dan berkesinambungan Kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak bisa dilakukan terpisah-pisah. ‎Keduanya merupakan satu kesatuan yang harus ditetapkan secara berurutan dan ‎berkesinambungan.‎ ‎3.‎ Dilakukan setiap awal dan akhir topik Kegiatan membuka dan menutup tidak hanya dilakukan di awal dan di akhir ‎pelajaran tetapi dapat dilakukan pada setiap awal dan akhir penggal kegiatan.‎ ‎4.‎ Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengomunikasikan Gagasan Antusiasme menandai kadar motivasiyang tinggi dari guru danhasil ini akan ‎berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Antusiasme dan ‎kehangatan dapat ditunjukkan misalnya bertanya kabar peserta didik, menanyakan ‎mengapa teman mereka tidak bisa masuk, atau bercerita sedikit yang dapat ‎menyentuh perasaan, atau kegiatan lain yang menujukkan rasa simpati dan empati ‎dalam rangka menciptakan antusiasme dan kehangatan.‎ ‎5.‎ Fleksibel (Penggunaan secara luas)‎ Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak ‎terputus-putus uatau lancar. Kelancaran dalam gagasan, ide atau cerita dapat ‎memudahkan peserta didik dalam mengoprasi keutuhan koonsep bahsan yang akan ‎dipelajari.‎ Selain prinsip-prinsip di atas ada prinsip-prinsip teknis dalam membuka pelajaran ‎yang harus diperhatikan, yaitu:‎ ‎1.‎ Singkat, padat dan jelas ‎2.‎ Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit ‎3.‎ Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak ‎4.‎ Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya ‎5.‎ Mengikat perhatian anak D.‎ Komponen-Komponen Membuka dan Menutup Pelajaran Komponen utama keterampilan membuka dan menutup pelajaran dapat dijabarkan ‎sebagai berikut:‎ ‎1.‎ Motivasi ‎ Dapat dinyatakan bahwa motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan ‎situasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah terdapat perbedaan dalam kekuatan ‎motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu ‎dibandingkan orang-orang lain yang menghadapi situasi yang sama.‎ ‎ Sebagian besar ‎para pakar psikologi menyatakan bahwa motivasi merupakan konsep yang ‎menjelaskan alasan seseorang berperilaku.‎ Motivasi tidak hanya penting untuk membuat siswa melakukan aktivitas belajar, ‎melainkan juga menentukan berapa banyak siswa dapat belajar dari aktivitas yang ‎mereka lakukan atau itau informasi yang mereka hadapi. Siswa yang termotivasi ‎menunjukkan proses kognitif yang tinggi dalam belajar, menyerap, dan mengingat ‎apa yang telah dipelajari. Tugas seorang guru adalah merencanakan cara-cara ‎mendukung motivasi siswa.‎ Adapun cara untuk memotivasi siswa itu bermacam-macam. Seperti memberikan ‎petuah, kata-kata bijak, permainan dan juga cerita. Menurut Jenn Chreve “sebuah ‎permainan yang baik dapat memotivasi para siswa untuk memahami berbagai hal ‎yang sebelumnya belum pernah/ tidak ingin mereka ketahui”.‎ Cerita adalah sastra berbentuk tulisan (yang dikonsumsi melalui bacaan)/ berbentuk ‎cerita lisan (yang dikonsumsi melalui audiensi). ‎ Guru yang telah memiliki bakat ‎dalam mengarang cerita, cukup menggunakan cerita yang sudah ia miliki.‎ ‎2.‎ Menarik perhatian siswa Menarik perhatian siswa bisa dilakukan dengan melaksanakan suatu permainan kecil. ‎Pastinya anak-anak suka permainan. Ketika permainan itu berlangsung pasti mereka ‎mendengar instruksi dari guru dengan penuh perhatian, seusai itu perhatian mereka ‎akan tertuju pada guru kembali dan kembali pada pelajaran yang sedang berlangsung. ‎Permainan itu menyenangkan. Jika sesuatu yang menyenangkan, kita ingin ‎melakukannya lagi. Begitupun dengan anak-anak. Selain dengan permainan, guru ‎bisa menarik perhatian siswa dengan cara-cara yang lain. Cara tersebut akan berbeda ‎antara guru satu dengan yang lainnya.‎ ‎3.‎ Memberikan acuan Acuan diberikan agar peserta didik engetahui gambaran singkat mengenai topic yang ‎akan dibahas, cara yang ditempuh dapat dengan mengemukakan tujuan dan batas-‎batas tugas, langkah-langkah pelaksanaan dan mengajukan pertanyaan.‎ ‎4.‎ Membuat kaitan Kaitan antara pengalaman peserta didik dan materi akan membuat pembelajaran ‎menjadi bermakna, cara yang bias dilakukan adalah dengan mengulas singkat ‎pelajaran yang lalu.‎ ‎5.‎ Meninjau kembali Guru dapat meninjau pemahaman peserta didik terhadap hal-hal yang telah dipelajari, ‎cara yang bias dilakukan ialah meminta peserta didik membuat rangkuman atau ‎ringkasan gtentang materi sebelumnya.‎ ‎6.‎ Mengadakan evaluasi penugasan peserta didik Pada setiap akhir penggal kegiatan, guru dapat mengevaluasi peserta didik dengan ‎cara memberikan tugas. Tugas-tugas yang diberikan dapat berupa penerapan konsep ‎pada konteks yang berbeda, ekspresi pendapat sendiri, dan Tanya jawab serta ‎pengerjaan soal-soal latihan ‎7.‎ Memberi tindak lanjut Tindak lanjut dapat diberikan dalam bentuk pekerjaan rumah, kunjungan atau ‎percobaan.‎ IV.‎ KESIMPULAN Dari penjelasan yang telah di jelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ‎keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan salah satu hal yang penting bagi ‎seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan awal ‎dilaksanakannya proses pembelajaran, jika hal ini dilakukan dengan baik dan benar akan ‎membawa dampak yang positif terhadap keberhasilan proses kegiatan berikutnya. Untuk ‎mengetahui apakah proses tersebut dilakukan dengan baik dan benar, maka ada salah satu ‎keterampilan yang harus dilakukan oleh guru, yaitu keterampilan menutup pelajaran. Semoga ‎dengan kita mampu menguasai keterampilan dasar tersebut dapat menjadikan dan ‎memotivasi diri kita sebagai guru yang professional sehingga mampu menghantarkan murid-‎murid yang diajarkan dapat menuju pendidikan yang sempurna.‎ V.‎ PENUTUP Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehaditrat Allah SWT. Yang telah ‎mencurahkan rahmatNYA sehingga makalah ini dapat terselesaikan, dengan kerendahan ‎hati, pemakalah akui makalah ini jauh dari sempurna, banyak kekurangan di dalamnya. Oleh ‎karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kebaikan makalah ‎selanjutnya, semoga makalah ini bermanfa’at bagi kita semua amin.‎ DAFTAR PUSTAKA Anni, Catharina Tri, Psikologi belajar, Semarang: UPT UNNES Press, 2004. ‎ Aqib,Zainal, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendekia, 2003‎ Arifin, Bainawi & Mohammad, Etika dan Profesi Pendidikan, Malang: Ar Ruzz Media,2012.‎ Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, Jakarta : Rineka ‎Cipta,2005.‎ Gollnick, Gene E. Hall, Linda Quinn, Donna M, Mengajar dengan senang, Jakarta: Indeks, ‎‎2008.‎ Majid, Abdul Aziz, Abdul , mendidik anak lewat cerita, Jakarta: Mustaqim, 2003.‎ Marno,dkk, Strategi dan Metode Pengajaran, Malang : Arruzmedia,2008.‎ Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada ‎Media Group,2010.‎ Siagian, Sondang P, Teori motivasi dan aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.‎

ALAMAT EMAIL MEDIA MASSA

Email koran, majalah. Alamat kirim artikel No Media Rubrik Hari Email Karakter ‎1.‎ Wawasan wacana mahasiswa Selasa (bertema)‎ artikelwawasan@gmail.com ‎4.500‎ Artikel Umum Setiap hari artikelwawasan@gmail.com ‎7000-an ‎2.‎ Suara Merdeka Debat mahasiswa Sabtu (bertema)‎ kampus_sm@yahoo.co.id ‎2.500‎ Forum Halaman Kampus Sabtu kampus_sm@yahoo.co.id cerpen-sastra Minggu triwikromo@yahoo.com swarasastra@gmail.com‎ ‎10.000‎ wacana lokal Setiap hari wacana_lokal@suaramerdeka.info & Max 6.000‎ Blog Print Minggu konek@ymail.com ‎3000-an suara perempuan Rabu perempuan_sm@yahoo.co.id ‎5.000‎ Wacana nasional Setiap hari wacana_nasioanl@suaramerdeka.com Max 7.500‎ Teknologi Senin Teknologi_sm@yahoo.com ‎5.000-an Resensi Minggu swarasensi@yahoo.com Max 5.000‎ ‎3.‎ Jawa Pos artikel Setiap hari editor@jawapos.co.id, editor@jawapos.com ‎6.000‎ Resensi*‎ Minggu ariemetro@yahoo.com ‎6.000‎ cerpen*‎ minggu ariemetro@yahoo.com ‎10.000-an Puisi Minggu ariemetro@yahoo.com Bebas ‎4.‎ Seputar Indonesia Suara mahasiswa Senin-Jumat redaksi@seputar-indonesia.com ‎2.500‎ Cerpen Minggu redaksi@seputar-indonesia.com ‎10.000 min‎ Artikel Setiap hari redaksi@seputar-indonesia.com ‎6.000-an Resensi Minggu redaksi@seputar-indonesia.com ‎5.000-an Puisi Minggu redaksi@seputar-indonesia.com Bebas ‎5.‎ Kompas Forum-Akademia Jumat (bertema)‎ kompasjateng@kompas.com ‎4.500-an Kota kita selasa kompasjateng@kompas.com ‎2.5oo‎ Bahasa Resensi minggu opini@kompas.com ‎7.000-an Pustaka loka Nggak tetap opini@kompas.com ‎7.000-an Humaniora teroka sabtu opini@kompas.com ‎7.000-an Puisi minggu opini@kompas.com Bebas Cerpen minggu opini@kompas.com ‎12.000-an Kompas jateng (FORUM)‎ Setiap hari kompasjateng@kompas.com ‎6.000-an Kompas Jatim Setiap hari kompas@sby.ddnet.net.id Bebas Kompas Jabar Setiap hari kompasjabar@kompas.com Bebas Artikel umum Setiap hari opini@kompas.com ‎7.000-an ‎6.‎ Kompas Online Resensi, puisi, Ceritaku Setiap hari jodhi@kompas.com, nanagung@gmail.com bebas ‎7.‎ Solo Pos mimbar mahasiswa Selasa (bertema)‎ solopos@bumi.net.id ‎5.000-an Cerpen, puisi, resensi, artikel Setiap hari solopos@bumi.net.id Karepmu ‎“...Alamat tujuan tulisanmu..‎ ‎8.‎ Kedaulatan rakyat Suara mahasiswa,‎ Kamis, topik bebas redaksi@kr.co.id ‎2.500-an Cerpen, resensi, puisi, artikel umum Setiap hari redaksi@kr.co.id Karepmu ‎9.‎ Cempaka Cerpen Seminggu sekali cempakamingguini@yahoo.com ‎10.000-an ‎10‎‎.‎ Media Indonesia Opini Setiap Hari redaksi@mediaindonesia.co.id ‎7.000-an Resensi Sabtu miweekend@mediaindonesia.com ‎5.000-an Local Wisdom Sabtu miweekend@mediaindonesia.com ‎6.000-an ‎11‎‎.‎ NU online Artikel keagamaan,‎ Setiap hari redaksi@nu.or.id Bebas Resensi Setiap hari redaksi@nu.or.id Bebas ‎12‎‎.‎ JIL Online Artikel keagamaan, resensi Setiap hari redaksi@islamlib.com Bebas ‎13‎‎.‎ Surabaya post Artikel Setiap hari Surabaya_news@yahoo.com ‎6.500-an Resensi Minggu Surabaya_news@yahoo.com, zahiria@yahoo.com ‎5.000-an Puisi Minggu Surabaya_news@yahoo.com, zahiria@yahoo.com Bebas Cerpen Minggu Surabaya_news@yahoo.com, zahiria@yahoo.com ‎7.000-an Oeuvre (studi pemikiran/tokoh)‎ minggu Surabaya_news@yahoo.com, zahiria@yahoo.com ‎8.000‎ Esai budaya minggu Surabaya_news@yahoo.com, zahiria@yahoo.com ‎5.000-an ‎14‎‎.‎ Harian Tempo Ruang Baca (Ulasan Buku Mendalam)‎ Minggu Akhir bulan ktminggu@tempo.co.id ‎6-7 ribu‎ Puisi Minggu ktminggu@tempo.co.id Bebas Cerpen Minggu ktminggu@tempo.co.id ‎10.000-an Resensi Minggu ktminggu@tempo.co.id ‎5.000-an Ide Minggu ktminggu@tempo.co.id ‎6.000-an Artikel Setiap hari koran@tempo.co.id Perjalanan Minggu ktminggu@tempo.co.id ‎10.000-an ‎15‎‎.‎ Pikiran rakyat, bandung Opini umum Setiap hari redaksi@pikiranrakyat.com ‎6.000-an Resensi Minggu redaksi@pikiranrakyat.com ‎5.000-an Puisi Minggu redaksi@pikiranrakyat.com Bebas Cerpen Minggu redaksi@pikiranrakyat.com Bebas ‎16‎‎.‎ Pelita Artikel Setiap hari opini@pelitaonline.com Bebas ‎17‎‎.‎ Batam pos Artikel Setiap hari redaksi@batampos.co.id ‎6.000-an Resensi Minggu redaksi-minggu@batampos.co.id ‎6.000-an Puisi Minggu redaksi-minggu@batampos.co.id Bebas Cerpen Minggu redaksi-minggu@batampos.co.id ‎10.000-an Esai budaya Minggu redaksi-minggu@batampos.co.id ‎6.000-an ‎18‎‎.‎ Koran Pak Oles Artikel ‎19‎‎.‎ Koran Jakarta Resensi Tiap hari redaksi@koran-jakarta.com ‎4.000-an ‎20.‎ Horizon Cerpen Sebulan sekali horisoncerpen@centrin.net.id Bebas Puisi Sebulan sekali horisonpuisi@centrin.net.id bebas ‎21.‎ Gatra ‎22.‎ Majalah Tempo ‎23.‎ Bisnis Indonesia Artikel Setiap hari redaksi@bisnis.co.id bebas ‎24.‎ Republika Artikel Setiap hari sekretariat@republika.co.id ‎6.000-an Hikmah Setiap hari sekretariat@republika.co.id ‎2.500‎ ‎25.‎ Surya Semua Kategori Setiap hari surya1@padinet.com Bebas ‎26.‎ Bali Post Semua Kategori balipos@indo.net.id ‎27.‎ Bernas Semua Kategori bernasjogja@yahoo.com ‎28.‎ Suara Pembaruan Opini Setiap hari koransp@suarapembaruan.com Bebas Sastra/Resensi Minggu budaya@suarapembaruan.com Bebas ‎29.‎ Sinar Harapan Semua Kategori Setiap hari opinish@sinarharapan.co.id Bebas ‎30.‎ Suara Karya Semua Kategori Setiap hari redaksi@suarakarya-online.com Bebas ‎31.‎ Lampung Post Semua Kategori Setiap hari redaksilampost@yahoo.com Bebas Diposkan 10th September 2012 oleh RockMan downloadan

KURIKULUM TINGKAT ASATUAN PPENDIDIKAN (KTSP)


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, ‎isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman ‎penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan ‎tertentu (BSNP, 2006). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan ‎dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan ‎pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat ‎satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana ‎pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang ‎mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, ‎kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat ‎belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ‎ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator ‎pencapaian kompetensi untuk penilaian.‎
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk memandirikan dan ‎memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) ‎kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan ‎pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.‎
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:‎
‎1.‎    Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemnadirian dan inisiatif sekolah ‎dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber ‎daya yang tersedia.‎
‎2.‎    Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam ‎mengembangankan kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.‎
‎3.‎    Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan ‎dicapai.‎
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola ‎pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah ‎yang sedang digulirkan sewasa ini. Oleh Karen itu, KTSP perlu diterapkan oleh ‎setiap satuan pendidikan, terutama berkaitan dengan tujuh hal sebagi berikut.‎
‎1.‎    Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi ‎dirinya sehingga dia dapat menoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ‎tersedia untuk memajukan lembaganya.‎
‎2.‎    Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input ‎pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses ‎pendidikan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik.‎
‎3.‎    Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk ‎memenuhi kebutuhan seklah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa ‎yang terbaik bagi sekolahnya.‎
‎4.‎    Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan ‎kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih ‎efisien dan efektif jika dikontrol oleh masyarakat sekitar.‎
‎5.‎    Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing ‎kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dam masyarakat pada umumnya, ‎sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan ‎mencapai sasaran KTSP.‎
‎6.‎    Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain ‎untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan ‎dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah ‎setempat.‎
‎7.‎    Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan ‎yang berubah dengan cepat, serta mengakomodasikannya dalam KTSP.‎
Landasan KTSP
‎1.‎    UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
‎2.‎    PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
‎3.‎    Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
‎4.‎    Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
‎5.‎    Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 ‎dan 23 Tahun 2006‎
Ciri-ciri KTSP
‎1.‎    KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk menyelenggarakan ‎program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan ‎peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah.‎
‎2.‎    Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses ‎pembelajaran.‎
‎3.‎    Guru harus mandiri dan kreatif.‎
‎4.‎    Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran.‎

Perbedaan antara KTSP dengan Kurikulum lama
Aspek    Kurikulum lama    KTSP
Dokumen
    Seluruh dokumen ‎kurikulum direncanakan, ‎dibuat, dan ‎dikembangkan oleh pusat
    Komponen dan materi pokok minimal ‎dikembangkan pusat, sedangkan ‎Silabus dan bahan ajar direncanakan ‎dan dikembangkan  oleh sekolah atau ‎satuan pendidikan
    Diformulasikan secara ‎kaku, tidak luwes dan ‎kurang dinamis, sehingga ‎tidak memberikan ‎peluang kepada daerah ‎‎,sekolah, dan guru  untuk ‎mengembangkan potensi ‎yang ada    Semua diserahkan kepada daerah, ‎satuan pendidikan, dan guru sesuai ‎dengan kebutuhannya, asal memenuhi ‎standar minimal yg ditentukan .‎
Isi
    Materi padat dan ‎tumpang tindih. Terlalu ‎banyak hafalan, kurang ‎mengarah pada ‎pembentukan sikap ilmiah ‎dan kepribadian melalui ‎pengembangan ‎ketrampilan dan sikap.‎    Materi dibentuk  untuk mengarah pada ‎kompetensi yang dituntut. Karena ‎berbasis kompetensi, maka materi ‎pokok bukan hafalan, tetapi mengarah ‎pada kompetensi yang dituntut.‎
Persiapan
    Guru diminta ‎mempersiapkan AMP ‎‎(Analisis Materi ‎Pelajaran), Program ‎Tahunan, Program Catur ‎Wulan, Program Satuan ‎Pelajaran dan Rencana ‎Pembelajaran
    Guru diminta membuat Silabus, ‎Program Tahunan, Program Semester,  ‎Rencana /Skenario Pembelajaran, dan ‎Bahan Ajar

Proses
    Materi yang terlalu ‎banyak sehingga ‎menyulitkan guru dan ‎siswa
    Guru diberi kebebasan berkreasi dalam  ‎mengembangkan secara kreatif materi ‎pokok  untuk mencapai kompetensi ‎yang ditentukan

    Dalam pelaksanaan ‎kurang memperhatikan ‎learning to know, ‎learning to do, learning ‎to  live together, dan ‎learning to be secara ‎proporsional . ‎    Kesemua itu diakomodasikan secara ‎integratif dan proporsional

    Formulasi dan ‎pelaksanaan kurikulum ‎kurang memperhatikan ‎keutuhan aspek kognitif, ‎afrktif, dan psikomotorik
    Ketiganya merupakan suatu keutuhan ‎dalam pencapaian kompetensi

    Siswa sebagai obyek ‎pendidikan dalam proses ‎pembelajaran
    Siswa sebagai subyek pendidikan ‎‎(student centered learning)‎
    Kecakapan hidup (life ‎skill) kurang ‎terakomodasi dalam ‎kurikulum dan proses ‎pembelajaran, karena ‎mengejar  target kurikuler
    Terakomodasi secara terpadu dan ‎proporsional dalam kurikulum dan ‎proses pembelajarannya

    Berorientasi pada proses ‎dan target kurikulum
    Berorientasi pada output kompetensi ‎siswa


Kelebihan KTSP
‎1.‎    Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan ‎pendidikan. salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu ‎adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat ‎kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan ‎lokal.‎
‎2.‎    Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk ‎meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program ‎pendidikan.‎
‎3.‎    KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk memusatkan dan ‎mengembangkan mata pelajaran. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata ‎pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh ‎daerah kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa ‎inggris, sebagai keterampilan hidup.‎
‎4.‎    KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena ‎menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan ‎jiwa anak.‎
‎5.‎    Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.‎
‎6.‎    Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman, ‎kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan ‎pekerjaan masyarakat sekitar.‎
‎7.‎    Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik ‎kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks sosial budaya.‎
‎8.‎    Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan ‎tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama ‎menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.‎
‎9.‎    Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menyususun dan ‎mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan ‎potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan ‎masyarakat sekitar sekolah.‎
‎10.‎    Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan ‎pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.‎
‎11.‎    Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah, ‎masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.‎
‎12.‎    Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.‎
‎13.‎    Menggunakan berbagai sumber belajar.‎
‎14.‎    kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan

Kekurangan KTSP
‎1.‎    Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada ‎kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan ‎sekolah.‎
‎2.‎    Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai ‎kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.‎
‎3.‎    Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik ‎kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan

Referensi:‎
http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-ktsp.html
http://civicsedu.blogspot.com/2012/06/perbedaan-kurikulum-lama-dengan-‎ktsp.html
http://duniasastradanbahasa.blogspot.com/2011/03/kelebihan-dan-‎kekurangan-ktsp-kurikulum.html
http://www.slideshare.net/darono/ktsp-standar-isi

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)


Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki ‎oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar ‎kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dikuasai lulusan. Kompetensi ‎menurut Hall dan Jones (1976: 29) adalah "pernyataan yang menggambarkan penampilan ‎suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan ‎kemampuan yang dapat diamati dan diukur". Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan ‎modal utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi adalah pada ‎kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena itu, penerapan pendidikan berbasis ‎kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat ‎global. Implikasi pendidikan berbasis kompetensi adalah pengembangan silabus dan sistem ‎penilaian berbasiskan kompetensi. ‎
Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pembelajaran, ‎dan penilaian, menekankan pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi. ‎Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada siswa atau mahasiswa melalui proses ‎pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip ‎pengembangan pembelajaran yang mencakup pemilihan materi, strategi, media, penilaian, ‎dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai siswa atau ‎mahasiswa dapat dilihat pada kemampuan siswa atau mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-‎tugas yang harus dikuasai sesuai dengan standar prosedur tertentu.‎
Dapat didefinisikan bahwa Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah kurikulum ‎yang pada tahap perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan ide akan dipengaruhi ‎oleh kemungkinan-kemungkinan pendekatan, kompetensi dapat menjawab tantangan yang ‎muncul. Artinya, pada waktu mengembangkan atau mengadopsi pemikiran kurikulum ‎berbasis kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal benar landasan filosofi, ‎kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab tantangan, serta ‎jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan. Harus diingat bahwa kompetensi ‎bersifat terus berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia profesi maupun ‎dunia ilmu. ‎
Di era otonomi seperti sekarang ini kurikulum pendidikan yang belaku secara nasional ‎bukanlah suatu "harga mati" yang harus diterima dan dilaksanakan apa adanya, melainkan ‎masih dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan, sepanjang tidak ‎menyimpang dari pokok-pokok yang telah digariskan secara nasional. Dalam hal ini guru atau ‎dosen adalah pengembang kurikulum yang berada dalam kedudukan yang menentukan dan ‎strategis. Jika kurikulum diibaratkan sebagai rambu-rambu lalu lintas, maka guru adalah ‎pejalan kakinya. ‎
Dengan asumsi bahwa gurulah yang paling tahu mengenai tingkat perkembangan ‎peserta didik, perbedaan perorangan (individual) siswa, daya serap, suasana dalam kegiatan ‎pembelajaran, serta sarana dan sumber yang tersedia, maka guru berwenang untuk ‎menjabarkan dan mengembangkan kurikulum ke dalam silabus pengembangan kurikulum. ‎Silabus ini hendaknya mendasarkan pada beberapa hal, di antaranya: isi (konten), konsep, ‎kecakapan atau keterampilan, masalah, serta minat siswa atau mahasiswa. ‎
Sesuai dengan jiwa otonomi dalam bidang pendidikan seperti pada Peraturan ‎Pemerintah No. 25 tahun 2000, bidang pendidikan dan kebudayaan, pemerintah memiliki ‎wewenang menetapkan: (1) standar kompetensi siswa dan warga belajar serta pengaturan ‎kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional serta pedoman ‎pelaksanaannya, dan (2) standar materi pelajaran pokok. ‎
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan suatu desain kurikulum yang ‎dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi tertentu. Mengacu pada pengertian ‎tersebut, dan juga untak merespons terhadap keberadaan PP No.25/2000, maka salah satu ‎kegiatan yang perlu dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Depdiknas adalah menyusun ‎standar nasional untuk seluruh mata pelajaran, yang mencakup komponen-komponen: (1) ‎standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) materi pokok, dan (4) indikator pencapaian. ‎
Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap, ‎dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu matapelajaran. ‎Cakupan standar kompetensi standar isi (content standard) dan standar penampilan ‎‎(performance standard). Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, ‎adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat ‎diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi. Materi pokok atau materi ‎pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat berupa bidang ajar, isi, proses, ‎keterampilam, serta konteks keilmuan suatu mata pelajaran. Sedangkan indikator ‎pencapaian dimaksudkan adalah kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik yang dapat ‎dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan belajar. ‎
Selanjutnya pengembangan kurikulum 2004, yang ciri paradigmanya adalah berbasis ‎kompetensi, akan mencakup pengembangan silabus dan sistem penilaiannya. Silabus ‎merupakan acuan untuk merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran, ‎sedangkan sistem penilaian mencakup jenis tagihan, bentuk instrumen, dan pelaksanaannya. ‎jenis tagihan adalah berbagai tagihan, seperti ulangan atau tugas-tugas yang harus ‎dikerjakan oleh peserta didik. Bentuk instrumen terkait dengan jawaban yang harus ‎dilakukan oleh siswa, seperti bentuk pilihan ganda atau soal uraian. ‎
Pengembangan kurikulum 2004 harus berkaitan dengan tuntutan standar ‎kompetensi, organisasi pengalaman belajar, dan aktivitas untuk mengembangkan dan ‎menguasai kompetensi seefektif mungkin. Proses pengembangan kurikulum berbasis ‎kompetensi juga menggunakan asumsi bahwa siswa yang akan belajar telah memiliki ‎pengetahuan dan keterampilan awal yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi ‎tertentu. Oleh karenanya pengembangan Kurikulum 2004 perlu memperhatikan prinsip-‎prinsip berikut: ‎
‎1.‎    Berorientasi pada pencapaian hasil dan dampaknya (outcome oriented)‎
‎2.‎    Berbasis pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
‎3.‎    Bertolak dari Kompetensi Tamatan/ Lulusan
‎4.‎    Memperhatikan prinsip pengembangan kurikulum yang berdfferensiasi
‎5.‎    Mengembangkan aspek belajar secara utuh dan menyeluruh (holistik), serta menerapkan ‎prinsip ketuntasan belajar (mastery learning).‎
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum ‎dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ‎ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara ‎materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada ‎cara para murid belajar di kelas.‎
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan. ‎Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu ‎pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari ‎guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan ‎untuk menerapkan IPTEK tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski ‎sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai ‎fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam ‎kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada ‎nilainya.‎